HADIST-HADITS RASULULLAH
1. Dari Abu Hurairah Ra. Dari Rasulallah Saw. Bersabda : barang siapa yang duduk
pada suatu tempat duduk yang dia tidak dzikir (ingat) kepada Allah, dan
atau ditempat
itu, maka ada atasnya kebencian dari Allah ta'ala. Dan barang siapa bertiduran pada tempat tidur yang ia tidak dzikir kepada Allah ditempat itu, maka ada atasnya kebencian
dari Allah, artinya merupakan kekurangan tabiat jelek dan kerugian.
(dikeluarkan
oleh Abu Dawud)
2. Banyaklah olehmu menyebut
Allah disegenap keadaan karena
tak ada sesuatu amal yang lebih disukai Allah dan tak ada
yang
sangat melepaskan
hamba dari suatu
bencana di dunia dan
akhirat
dari pada menyebut Allah (HR:
At Tabrany
)
3. Berfirman Allah Swt. Aku menurut persangkaan
hamba-Ku kepada-Ku dan aku
besertanya dimana
ia mengingat
akan
Aku
(HR Bukhari-Muslim)
4. Tidaklah duduk sesuatu kaum disuatu majelis lantas mereka menyebut
nama Allah
di majelis itu melainkan mengelilingi mereka dan rahmat menutupi mereka dan Allah menyebut
mereka dihadapan orang-orang yang disisi-Nya ( HR Ibn Syaiban. Tahfudz
Dzikirin:12)
5. Tiada berkumpul suatu kaum
didalam suatu rumah Allah
(masjid) untuk menyebut Allah hendak memperoleh keridhoan-Nya melainkan Allah memberikan ampunan
kepada mereka itu. Dan menggantikan keburukan-keburukan mereka dengan
berbagai kebaikan (HR Ahmad
… At
Targhieb 3:63 )
6. Barang siapa tiada banyak menyebut
Allalh, maka sesungguhnya terlepas dia dari imannya ( HR. At
Tabrany dalam Al Ausath
)
7. Bahwasanya Allah berfirman: hai anak Adam, apabila
engkau telah menyebut
akan Aku, berarti engkau telah mensyukuri akan
Aku. Dan apabila engkau telah
melupakan akan Aku, berarti engkau telah mengingkari nikmat dan ihsan-Ku ( HR. At Tabrany
dalam Al Ausath )
8. Perumpamaan orang yang menyebut tuhannya dengan orang orang yang tidak menyebut tuhannya, adalah umpama orang yang masih hidup dibanding dengan orang
mati. (
HR. Bukhary
..At TarghiebWat
Tarhieb
3:59)
9. Berkata Abu Hurairah Ra. Bersabda Nabi Muhammad
Saw. Telah mendahului
"mufarridun ". Mereka (para sahabat) berkata: Apakah Mufarridun itu? Beliau menjawab: orang-orang lelaki dan perempuan
yang banyak menyebut nama Allah
(dikeluarkan
oleh Imam Muslim)
10. Telah menyebutkan Abdullah bin Yusr bahwa sesungguhnya ada seorang laki-laki berkata
: Sesungguhnya syari'at
iman itu sungguh amat banyak bagiku, maka
kabarkanlah kepadaku
dengan sesuatu yang aku menetapinya.
Beliau bersabda : senatiasa lisanmu
basah dari dzikir
(ingat) kepada
Allah Ta'ala.
Sudah terlalu banyak
yang kita mengerti dari perintah-perintah Allah didalam Al Quran dan Al Hadist. Namun apakah akan tetap menjadikan dalil tinggallah dalil, dan kita tetap saja tidak mau berbuat banyak dalam melaksanakan peribadatan kepada Allah. Sampai kapan kita hanya mengumpulkan data-data keislaman yang tidak terhitung banyaknya. Apakah sebenarnya tujuan kita
beragama !? Bukankah kita akan kembali kepada-Nya
dengan tidak membawa apa- apa (Pasrah)
!?
Terlalu panjang ...
kalau kita membicarakan persoalan yang tiada
habis-habisnya. Apalagi mempersoalkan hal furuiyyah
… syariat Islam itu tidak sekedar soal hukum- hukum positif saja,
tetapi banyak nilai spiritual yang belum digali dengan benar. Akibatnya kita ketinggalan dengan para Yogi India yang menekuni realitas
kejiwaan yang bersifat universal, sehingga para penganutnya bukan saja dari kalangan hindu, akan tetapi sebagian
orang Islam dan bangsa Eropa
yang beragama Kristen telah menekuninya tanpa harus menjadi Hindu. Dan membawa manfaat baik lahir maupun
mental spiritualnya. Mengapa nilai spiritual Islam tidak mampu menembus wilayah bangsa-bangsa lain yang bermanfaat
bagi kedamaian
manusia, yang diakui menyatakan Rahmatan lil'alamin !? Mengapa kita memandang mereka dengan rasa kebencian
dan bermusuhan.? Padahal tidak semua orang kafir harus diperangi
(harbi).
Mengapa kita tidak melakukan saja pekerjaan yang bermanfaat untuk kesejahteraan ummat manusia dan alam? Mengapa kita tidak menjadikan manusia itu cerdas dan
bermental spiritual yang damai? Lihatlah bangsa Jepang,
negara yang amat kecil dan
disegani lawannya, dikagumi semua Ummat, padahal dia tidak memiliki
pasukan penggempur
musuh. Kita Ummat
yang mengaku
khairun Ummat (Ummat yang terbaik), ternyata dilecehkan dan dihinakan, dijajah, dan tidak dipandang sebagai ummat yang cerdas, bahkan hampir disamakan dengan
bangsa primitif, karena menonjolkan
sifat kekasaran,
dan kekuatan ototnya.
Kita mudah marah
dan tersinggung, jika dikatakan ummat islam itu terbelakang, yang identik dengan
kemiskinan dan kebrutalan.
Kenyataannya kita sering dihambat oleh ummat sendiri. Al islam
mahjubun bil Muslim, kreatifitas dan inovasi pemikiran dan kajian ummat, terkadang diserang
habis habisan tanpa ikut meneliti terlebih
dahulu kebenarannya dengan
alasan bid'ah.
Orang yang menekuni
bidang pendidikan, filsafat, dan ilmu-ilmu
sain dianggap tidak
memperjuangkan ummat, padahal
mereka adalah orang yang mengisi khasanah keilmuan yang digali dalam literatur Islam yang penuh dengan persoalan-persoalan manusia, alam
dan fenomenanya.
Saya mengajak segenap ummat Islam agar kembali kepada jalan suci yang dirintis para
pendahulu kita, yang lebih banyak
berbuat
ketimbang berbicara.
Islam
berkembang bukan dengan kekerasan, akan tetapi melalui kebudayaan, melalui
sains yang digali oleh para Ulama yang mengungkapkan keagungan dan keunikan alam
semesta. Ulama-ulama yang sangat
intens terhadap
ilmu fisika,
matematika, dan kedokteran
seperti, Ibnu Sina, Al Jabber, Ibnu Rusydi dll, mempunyai andil mengangkat derajat dan
kebesaran
Islam pada abad ke tujuh sampai akhir abad kedua belas, ... hingga akhirnya terpuruk pada saat ini. Menurut
pandangan saya, Jepang , Singapura,
Perancis adalah potret negara Islami
yang sebenarnya, sebab disanalah
dasar-dasar filsafat Islam tertanam menjadi budaya
yang tinggi seperti kedisiplinan, ketekunan, kesadaran hukum, kebersihan, wajib
belajar, memperhati-kan hak asasi manusia, binatang, dan lingkungan. Hanya satu
yang belum … yaitu beriman kepada
Allah dan Rasul-Nya
Demikian harapan dan sentuhan
rasa yang dalam akan keinginan
khasanah keislaman dijalankan
melalui gerakan jiwa yang
dalam dan bersih. Dan
hanya dengan berbuat melalui kesadaran
spiritual yang tinggi keinginan itu akan tercapai.
Sebab kesadaran adalah modal tertinggi untuk mencapai sesuatu.
Bukan dengan emosi dan cemburu
terhadap
karya orang
lain lalu kemudian memusuhinya
tanpa jelas perkaranya. Hanya dengan berdzikir
kepada Allah hati menjadi tenang … sehingga melahirkan karya-karya yang bermanfaat dan berperilaku akhlaq yang mulia.
Memasuki Kesadaran Diri
(Aku)
Kali ini saya
akan mengajak pembaca sekalian menyelami kesadaran
diri yang sebenarnya, dan mengenali hakikat
ruh yang biasa menyebut dirinya "Aku". Dan saya
tidak akan lagi bicara
soal dalil-dalil.
Ibaratnya
kita melakukan shalat, kita
tidak lagi butuh dalil, akan tetapi kita tinggal memasuki keadaan shalat yang sebenarnya.
Diskusi kita sudah
selesai dalam hal
hukum-hukum berdzikir.
Manusia merupakan makhluq yang sempurna … sehingga diangkat sebagai
wakil Tuhan di muka
bumi ini. Biarpun
sebagian besar orang tidak
mengerti
banyak tentang sifat sebenarnya dari diri sendiri. Dalam susunan fisik, mental dan kerohaniannya terdapat
sifat yang
tertinggi
maupun terendah. Didalam
tulang-tulang
terdapat kehidupan bersifat
mineral, badan dan
darahnya benar-benar
mengandung bahan mineral. Kehidupan fisik badan manusia mirip dengan kehidupan
tanaman. Banyak keinginan /nafsu fisik serta emosi mirip dengan yang dimiliki oleh binatang. kemudian manusia mempunyai seperangkat sifat mental yang menjadi miliknya, dan tidak dimiliki oleh binatang yang bersifat rendah. Selain itu masih ada sifat lebih
tinggi yang dimiliki oleh
sebagian orang yang
lebih maju kerohaniannya, meskipun masih terdapat daya kemauan yaitu daya sang
"Aku", yang merupakan daya yang diterima
(ditiupkan) dari
Yang Maha Mutlak. Benda-benda fisik dan mental tersebut adalah milik manusia, dan bukannya manusia itu sendiri. Sebelum manusia ("Aku") dapat menguasai atau mengalahkan, dan
mengarahkan benda yang menjadi miliknya yaitu alat dan instrumennya
terlebih dahulu ia harus menyadari dirinya secara benar. Ia harus dapat membedakan
mana yang merupakan
Aku dan mana yang merupakan alat atau milik Aku, dapat
membedakan mana yang Aku dan mana yang bukan Aku. Inilah tahapan pertama yang
harus disadari.
Katakan bahwa Ruh itu adalah dari amar-amar-Ku … Aku adalah ruh yang ditiupkan
kedalam tubuh yang terbuat dengan komposisi kosmos yang sempurna setelah diberi
bentuk. (QS 15:28-29) … sang aku bersifat abadi - tidak bisa mati -tidak bisa rusak. Ia memiliki kekuasaan, kebijaksanaan dan kenyataan. Tetapi seperti halnya
seorang bayi yang kemudian menjadi dewasa, batin manusia tidak menyadari sifat potensial yang tertidur dalam dirinya,
dan tidak mengenal dirinya sendiri yang sebenarnya. Bila diri sendiri yang sebenarnya sudah bangun, ia mengenal mana yang disebut Aku dan mana yang bukan Aku sebagai dirinya sendiri atau Aku. Aku inilah yang akan kembali kehadirat asalnya yaitu Inna lillahi wa inna ilaihi raji'uun.
Sesungguhnya Aku adalah berasal
dari
Allah dan kepada-Nya-lah
Aku kembali….
Orang primitif dan orang beradab jarang menyadari "Aku" nya, rasa keakuan mereka hanya merupakan kesadaran
mengenai nafsu
badani pemenuhan keinginan, pemuasan
kesenangan, memperoleh
kenyamanan bagi
dirinya.
Bagian bawah dari batin naluri merupakan tempat rasa keakuan orang-orang primitif. Bila seorang primitif mengatakan "Aku", maka yang dimaksud adalah
badannya. Badan
ini mempunyai perasaan,
keinginan dan nafsu. Tetapi pikiran semacam itu terdapat
pula pada banyak orang yang mengaku beradab.
Mereka menggunakan daya pikirnya guna memenuhi nafsu dan keinginan fisiknya,
padahal mereka sebenarnya hidup dalam tingkat batin naluri. Tentu, setelah
orang menjadi lebih beradab
maka perasaannya menjadi
lebih halus, sedangkan orang primitif mempunyai perasaan kasar. Yang perlu dicatat adalah,
pikiran orang beradabpun masih diperbudak oleh keinginan
dan
nafsu badannya.
Setelah manusia semakin tinggi tingkatannya, mulailah ia mempunyai konsep tentang Aku nya yang lebih tinggi. Ia mulai menggunakan pikirannya dan akalnya, maka ia pindah dari tingkat batin naluri ke tingkat batin mental - ia mulai
menggunakan kecerdasannya, ia mulai merasakan bahwa batinnya adalah
lebih nyata
bagi dirinya dari pada badannya, bahkan
kadang ia melupakan
badannya
bila sedang terbenam
dalam pemikiran secara serius.
Setelah kesadaran orang meningkat - yaitu kesadarannya berpindah dari tingkat
mental ke tingkat kerohanian - ia menyadari bahwa "Aku" yang sebenarnya adalah
sesuatu yang lebih tinggi dari pada pikiran,
perasaan dan
badan fisiknya, bahwa
semuanya ini dapat digunakan sebagai alat atau instrumennya.
Pengetahuan ini bukan merupakan
pengertian saja, tetapi merupakan kesadaran yang khas, artinya orang
benar-benar merasakan
sebagai Aku yang
sebenarnya (sebagai
bashirah).
Dalam kajian kali ini, kami coba menunjukkan kepada anda cara mengembangkan atau membangkitkan kesadaran
Aku yang fitrah. Ini merupakan
amalan pertama
yang harus disadari, sebab kita tidak akan bisa melakukan pendekatan kepada Allah
kalau tidak menyadari
hakekat diri yang hakiki. Seperti
tujuan melakukan amalan
puasa dibulan ramadhan adalah
mencapai fitrah
(idul fitri,
kembali kepada fitrah yang mempunyai sifat suci seperti
bayi yaitu diri yang sejati
atau "Aku").
Kesadaran
`Aku" ini merupakan langkah pertama pada jalan menuju keadaan yang disebut sebagai `penerang", merupakan realisasi hubungan dengan Yang Maha
Agung.
Latihan ini harus dipraktekkan, bukan sekarang saja tetapi diberbagai
tahapan
perjalanan sampai anda memperoleh
penerangan jiwa.
Memasuki Keadaan Dzikir (Patrap Pertama)
Bila mungkin, carilah tempat atau ruangan, yang terbebas dari gangguan, agar batin
anda merasa aman dan tenang.
Duduklah yang enak agar anda dapat mengendorkan otot-otot dan membebaskan ketegangan syaraf. Lepaskan
ketegangan dan biarkan otot-otot menjadi lemas, sampai terasa tenang dan damai meresapi seluruh tubuh.
Istirahatkan badan
dan
pasrahkan seluruh
jiwa raga. Atau lakukanlah dengan posisi berdiri, hal ini dilakukan untuk menghindari mudah terlena
dan tertidur …
Kondisi tersebut sangat baik bagi tahap
permulaan praktek
latihan, tetapi setelah
pengalaman hendaknya
mampu melakukan pengendoran badan dan menenangkan pikiran dimana pun
dan kapanpun
anda memerlukannya. Ingat
bahwa keadaan dzikir harus berada di bawah penguasaan kemauan yang keras. Didalam
melakukan
praktek dzikir harus diterapkan pada waktu yang tepat dan atas kemauan sendiri. Sadari bahwa Aku adalah hakiki nya manusia yang tidak pernah tidur - tidak mati -
abadi, ...selalu sadar tidak pernah mengalami sedih dan takut … Aku sang roh suci
(fitrah) yang mampu menembus alam
mimpi, alam
malakut dan
alam uluhiyah…
Sekarang anda memasuki tahapan yang menyebabkan Aku merasa sebagai makhluk mental. Kalau
anda memejamkan mata anda
akan merasakan dan bisa membedakan mana
Aku yang sebenarnya … disitu ada aku yang memperhatikan sensasi badan, seperti misalnya : lapar, haus, sakit, sensasi yang menyenangkan, kesedihan. Anda akan
merasakan ternyata bukan aku sebenarnya yang lapar, sakit dan sedih, akan tetapi itu adalah sensasi peralatan
atau instrumen yang dimiliki oleh sang Aku. Anda
sebenarnya diluar atau diatas semua alat-alat tadi!! Maka dari itu anda harus
melepaskan diri anda dari yang bukan hakiki, agar tidak diombang-ambingkan oleh
peralatan anda sendiri.
Sadari Aku adalah yang menguasai perasaan
dan pikiran, jadilah tuan atas diri anda … keluarlah
anda seperti anda melepaskan baju, lalu tinggalkan & jangan anda memikirkan
semuanya itu. Karena peralatan anda mempunyai batin naluri yang akan bergerak
menurut fungsinya.
Perhatikan saat
anda tidur … Aku anda meninggalkan tubuh anda tanpa harus memikirkan
bagaimana nantinya badanku, kenyataanya instrument
tubuh bekerja menurut yang dikehendaki
oleh nalurinya
sendiri.
Sadarkan sang Aku. Hubungkan dengan dzat yang Maha Mutlak ...hadirlah
dihadapan-Nya sebagaimana kesaksian Aku dialam `Azali...Panggillah …penuh
santun ya Allah … ya Allah … tundukkan jiwa anda dengan hormat … dan datanglah kehadirat-Nya dengan terus memanggil ya Allah …ya Allah … timbulkan rasa cinta
yang dalam …hadirlah terus dalam dzikir … biarkan sensasi pikiran dan perasaan
melayang-layang …Sadarkan dan kembalikan bahwa
Aku bukan itu semua
… Aku adalah yang menyaksikan semuanya
… bersaksilah dengan mengucapkan dua kalimat syahadat … sampaikan do'a salawat untuk Rasulullah .dan keluarganya.
Teruskan Aku melayang menembus semua alam-alam yang menghalangi, biarkan Aku berjalan menuju
Yang Maha tak Terhingga …
jangan perdulikan kebisingan diluar diri kita .. teruskan jangan berhenti sampai ada sambutan … hingga dzikir anda
akan berubah dengan
sendirinya bukan dari
rekayasa pikiran … menjadi laa ilaaha illallah atau subhanallah ... Kalau sudah
mencapai keadaan seperti ini …dzikir anda ... akan
terbawa saat anda bekerja … menyetir
mobil dan mengangkat
takbir, saat shalat ataupun wudhu'
…
Suasana dzikir terus membekas dan menyebabkan hati menjadi tenang luar biasa,
dzikir bukan lagi sebuah lafadz akan tetapi merupakan suasana ingat dan ihsan.
Apabila keadaan dzikir anda sudah terasa menyelimuti hati … pikiran … dan badan anda, frekwensi getaran makin lama makin terasa … dan semakin kuat rasa sambung kepada Allah. Hati anda semakin sensitif … mudah menangis … dan kadang
tidak bisa ditahan saat anda membaca Alqu'an dan shalat walaupun anda tidak mengerti artinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
kalo menurut mu gimana...?